Nikmatnya Kopi Aceh dan Kopi Khas Sumatera Utara
Kopi lokal Indonesia tak kalah kualitasnya dengan kopi dari negara lain. Bahkan, sudah diakui posisinya sebagai salah satu penghasil kopi terbaik dan terenak di dunia. Hal tersebut tidak terlepas dari peranan tiap daerah yang menjadi sentra perkebunan kopi. Salah satunya yaitu Aceh dan Sumatera Utara. Kedua provinsi ini bahkan memiliki kopi yang sudah mendunia karena cita rasanya.
Untuk kopi Aceh sendiri yang terkenal yaitu kopi Gayo yang berasal dari dataran tinggi Gayo. Sedangkan dari Sumatera Utara sedikitnya ada 4 kopi yang sangat diminati, yakni kopi Lintong yang berasal dari Tapanuli Utara, kopi Mandailing yang berasal dari Mandailing, kopi Sidikalang dan kopi Sipirok. Ternyata dengan mendunianya kopi-kopi yang telah disebutkan di atas memberikan pengaruh terhadap hadir dan berkembangnya warung-warung kopi modern dewasa ini. Rasa penasaran masyarakat terhadap jenisjenis kopi tersebut kerap kali menjadikannya selalu dicari dan diincar para pecinta dan juga penikmat kopi. Tidak terkecuali para generasi millenial saat ini.
Berdasarkan data diketahui bahwa terdapat 34 kecamatan yang menjadi sentra penghasil kopi di Sumatera Utara. 34 kecamatan tersebut berasal dari 10 kabupaten. 75% dari seluruh sentra penghasil kopi di Sumatera Utara membudidayakan jenis kopi Arabika. Sedangkan sisanya membudidayakan jenis kopi Arabika dan Robusta.
Dengan semakin terkenal dan mendunianya kopi hasil produksi Aceh dan Sumatera Utara ini, penulis melihatnya sebagai salah satu faktor berkembangnya warung-warung kopi modern yang ada di kota Medan. Banyak pengusaha yang kemudian menjadikan kesempatan ini menjadi sebuah peluang usaha. Dimana masyarakat sudah begitu mengenal jenis kopi tersebut dan bahkan tak jarang yang menjadikan kopi sebagai candu. Lalu hadirlah para pengusaha kopi yang memberikan kemudahan kepada para pecinta dan penikmat kopi untuk lebih mudah dalam menikmati secangkir kopi yang diinginkan dengan cara membuka warung, gerai ataupun kedai kopi dengan konsep yang unik dan pastinya dibubuhi dengan nuansa modern.
Gaya Hidup Masyarakat Kota
Hadirnya gaya hidup modern pada masyarakat perkotaan telah melahirkan kebiasaan-kebiasaan baru dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya yaitu budaya nongkrong.
Ketertarikan kaum muda terhadap fenomena budaya nongkrong saat ini menjadi salah satu faktor munculnya warung-warung kopi modern di kota Medan. selain itu hadirnya warung-warung kopi bernuansa modern di kota-kota besar lainnya atau bahkan diluar negeri, juga berimbas kepada kuantitas warung kopi modern di kota Medan. Hal ini tidak terlepas dari peran media sosial, internet dan televisi dalam mempromosikan budaya nongkrong di warung kopi kepada masyarakat luas. Akhirnya tren ini pun semakin merebak dan banyak diikuti oleh masyarakat luas khususnya masyarakat yang hidup didaerah perkotaan.
Karena itu tidak heran jikalau saat ini banyak kita temukan orang pergi ke warung kopi tetapi bukan untuk minum kopi. Karena konsep warung kopi modern saat ini juga sudah di desain sedemikian rupa agar lebih kekinian dan banyak di minati oleh semua kalangan tidak hanya oleh para pecinta kopi saja (Harahap, and Absah, 2020; Harahap and Absah, 2019).
Warung kopi modern bahkan kini telah menjadi tempat ketiga bagi kaum muda untuk menghabiskan waktunya, sebab telah dianggap sebagai tempat yang mempunyai kelas tersendiri dengan menawarkan suasana yang nyaman, santai, mewah, adanya wi-fi dan fasilitas lainnya yang dapat membuat kaum muda betah berlama-lama ditempat itu.
Perkembangan Warung Kopi Modern di Kota Medan
Sejak tahun 2000-an keatas, warungwarung kopi modern mulai hadir di kota Medan dan terus mengalami perkembangan hingga saat ini.
Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang barista sekaligus seorang founder beberapa coffee shop di kota Medan diketahui bahwa perkembangan warungwarung kopi modern di Indonesia khususnya di kota Medan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Hasil wawancara tersebut didukung oleh data yang diperoleh dari Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan pada tahun 2019. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa terdapat 282 warung kopi modern di kota Medan yang terdata memiliki NPWP saat ini.
(Sumber: Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah Kota Medan, 2019)
Berdasarkan pertumbuhan warung kopi modern cenderung mengalami kenaikan dan penurunan di tahun 2006-2013. Pada tahun 2009 sama sekali tidak ada dibuka warung kopi modern baru. Sedangkan dari tahun 2013 hingga tahun 2019 terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dan pertumbuhan warung kopi modern di kota Medan terbanyak terjadi pada tahun 2019 dengan jumlah 83.
Pergeseran budaya dalam menikmati kopi ini merupakan hal yang wajar. Dan dapat kita lihat bahwa perkembangan fenomena hadirnya warung-warung kopi modern ini cukup menarik. Dulu, orang menikmati kopi dengan cara yang sederhana, yakni hanya dengan menyeduh kopi bubuk dengan air panas, dan hal ini dapat dilakukan sendiri dirumah. Lalu muncul kebiasaan menikmati kopi sambil berkcengkrama bersama teman di warung kopi. Dan saat ini kebiasaan tersebut telah naik tingkat, yakni menikmati secangkir kopi yang diracik langsung oleh para barista profesional di Coffee shop, cafe atapun warung kopi modern dengan pelengkap berupa makanan pendamping dan tempat yang lebih modern.
Persebaran Jumlah Warung Kopi Modern pada Tiap Kecamatan di Kota Medan
No Kecamatan Jumlah Warung Kopi
1 Medan Baru 26
2 Medan Area 15
3 Medan Timur 20
4 Medan Barat 25
5 Medan Polonia 26
6 Medan Sunggal 28
7 Medan Kota 30
8 Medan Marelan 5
9 Medan Petisah 43
10 Medan Johor 14
11 Medan Maimun 15
12 Medan Selayang 20
13 Medan Helvetia 7
14 Medan Deli 2
15 Medan Perjuangan 1
16 Medan Denai 2
17 Medan Tuntungan 1
18 Medan Tembung 1
19 Medan Belawan 1
Total 282
(Sumber: Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan, 2019)
Berdasarkan observasi yang dilakukan, dari 282 warung kopi modern yang ada di kota Medan sebenarnya dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis yakni mulai dari warung kopi pinggiran, kelas menengah, sampai menengah atas yang sering dijadikan pengusah hingga pejabat sebagai tempat berkumpul sambil menikmati secangkir kopi lengkap dengan sajian menu pendampingnya. Walaupun warung kopi modern yang ada dapat diklasifikasikan kedalam beberapa jenis, namun tidak ada klasifikasi kelas bagi pengunjung warung kopi tersebut. Yang menjadi pembeda hanya dari segi tempat, kenyamanan, harga menu yang disediakan dan fasilitas yang ada. Semua orang atau semua kalangan memiliki hak yang sama untuk menjadi pengguna warung kopi selama ia sanggup membayar sebesar dengan yang ia beli dari warung kopi tersebut.
Kontribusi Warung Kopi modern Sebagai Ruang Publik di Kota Medan
Ruang publik membuktikan bahwa pertukaran informasi oleh para individu penting dan peran ruang publik sebagai wadah atau tempat untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama individu mampu menciptakan karakteristik kehidupan sosial individu.
Konsep tentang ruang publik menurut Jurgen Habermas terdapat dalam karyanya yang berjudul The Structural
Transformation of the Public Sphere: An Inquiry into a Category of Bourgeois Society (Perubahan Struktural Ruang Publik: Sebuah Kajian Tentang Kategori
Masyarakat Borjuis). Ia menyelidiki akar sosiologis dan historis terbentuknya apa yang saat ini kita kenal dengan Offentlicheit atau ruang publik. Ruang publik baginya adalah suatu ruang yang menjembatani antara negara dengan masyarakat sipil. Ruang ini adalah ruang universal, dimana orang-orang berkumpul untuk mendiskusikan apa saja yang perlu didiskusikan (Habermas, 2012).
Habermas mendefinisikan ruang publik sebagai tempat berkumpulnya orang-orang untuk berdiskusi berdasarkan rasionalitas. Ruang publik besar peranannya dalam sebuah demokrasi, sebab di dalamnya rakyat bebas menyatakan argumen dan sikapnya tanpa ada batasan dan perbedaan apa pun. Habermas juga menambahkan bahwa ruang publik tersebut harus bebas dari intervensi dan ketidaktransparan serta terbebas dari unsur politik dan
“permintaan pasar” (Monalusia, 2014).
Berdasarkan teori ruang publik dari Jurgen Habermas diatas yang menjelaskan mengenai konsep ruang publik yaitu sebuah ruang tempat berdiskusi yang mandiri dan tidak terikat oleh negara ataupun pasar, hal ini sejalan dengan interaksi yang terjadi pada warung kopi modern. Dimana tidak terdapat dominasi kelas terhadap interaksi dan diskusi yang terjadi di warung kopi modern. Setiap orang dengan latar belakang yang berbedabeda memiliki hak yang sama untuk datang dan berdiskusi di warung kopi modern selama ia mampu membayar sesuatu yang ia konsumsi di warung kopi tersebut. Negara juga tidak ikut campur dengan diskusi-diskusi yang terjalin di setiap warung kopi modern. Artinya setiap orang bebas berdiskusi, bercerita dan mengeluarkan pendapat.
Berdasarkan sumber literatur, hasil wawancara diatas, dan observasi yang telah dilakukan, sedikitnya ada 6 kontribusi hadirnya warung kopi modern sebagai ruang publik terhadap masyarakat di kota Medan.
Tempat Ngopi. Menikmati secangkir kopi saat ini tidak hanya sekedar sebagai penambah semangat dan pengusir rasa kantuk, menikmati kopi kini sudah menjadi budaya dibeberapa kalangan masyarakat. Terutama untuk mereka para pecinta kopi. Dalam pemilihan tempat untuk ngopi biasanya mereka akan mempertimbangkan dari segi citarasa kopi yang disediakan.
Tempat Bertemu Teman Relasi
Bisnis. Tidak jarang para pelaku bisnis melakukan pertemuan dengan para klien mereka di warung kopi. Sehingga banyak pertemuan-pertemuan yang terjadi di warung kopi modern yang menghasilkan kesepakatan bisnis. Suasana yang tidak terlalu formal, santai, nyaman, serta adanya pelayanan dari para pegawai ataupun para barista, menjadi alasan dipilihnya warung kopi modern sebagai ajang pertemuan bisnis yang sedang mereka perbincangkan. Biasanya jenis warung kopi yang sering dijadikan tempat untuk bertemu teman bisnis adalah warung kopi yang lebih high class, tempatnya yang lebih nyaman, mewah, santai dan tidak terlalu berisik, contohnya seperti Starbucks Coffee.
Tempat Ngerjakan Tugas. Akan banyak kita temukan warung-warung kopi bernuansa modern di daerah sekitar kampus di kota Medan. contoh kecilnya saja di sekitaran kampus Universitas Sumatera Utara dan Universitas Negeri Medan. Berjejer warung kopi hadir dan letaknya saling berdekatan bahkan beberapa ada yang tetanggaan dengan nama yang berbeda-beda. Warung kopi yang ada di sekitaran kampus ini menjadi sebuah alternatif untuk para mahasiswa. Dimana dapat menjadi tempat meluangkan waktu dari rutinitas yang padat dan tak jarang menjenuhkan ketika di dalam kampus. Dan yang lebih populer, warung kopi sering dijadikan tempat diskusi dalam mengerjakan tugas-tugas ataupun skripi. Dengan berdiskusi di warung kopi sambil menyeruput secangkir pekat ini dapat menghadirkan sebuah inpirasi tersendiri.
Tempat Rapat. Beberapa warung kopi kini sudah banyak tersebar kesejumlah tempat di kota Medan, seperti di pusat perbelanjaan, sekitaran perkantoran, sekitaran kampus, pusat kota, dan pinggiran kota. Sehingga saat ini sangat mudah untuk menemukannya dan menjadikannya tempat rapat, baik itu sesama pengusaha, para pegawai kantoran, mahasiswa bahkan khalayak umum.
Tempat Perayaan. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak manusia yang tertarik pada hal-hal yang bersifat praktis. Bukan hal yang baru lagi warung kopi modern dijadikan sebagai tempat merayakan suatu acara perayaan. Seperti, acara ulang tahun, anniversary, syukuran selesai wisuda, dan acara perayaan-perayaan lainnya.
Tempat Nongkrong. Nongkrong adalah istilah yang digunakan untuk berkumpul bersama teman-teman di suatu tempat. Melibatkan pembicaraan berbagai macam hal, mulai dari hal yang sepele sampai dengan pembicaraan yang serius.
Seiring dengan perkembangan kota yang semakin pesat, menjadikan masyarakat membutuhkan tempat sekedar untuk melepas kepenatan dalam rutinitas.
Hadirnya warung kopi menjawab kebutuhan akan sebuah ruang yang bisa digunakan untuk bertemu kawan berdiskusi atau memperbincangkan berbagai hal dengan cukup ditemani secangkir minuman favorit dalam suasana yang nyaman.
KESIMPULAN
Hadirnya warung kopi modern di kota Medan tidak dilatar belakangi hanya dari satu faktor. Sedikitnya ada 4 faktor yang melatar belakangi, yakni pengaruh kopi sachet, mendunianya gerai kopi starbucks, nikmatnya cita rasa kopi khas Sumatera Utara dan Aceh, dan pengaruh gaya hidup masyarakat kota. Sejak tahun 2000-an, warung kopi modern terus berkembang dan mengalami peningkatan jumlah yang signifikan di kota Medan. Hadirnya warung kopi modern juga memberikan kontribusi yang lebih untuk penggunanya, yakni sebagai tempat ngopi, rapat, bertemu teman bisnis, tempat mengerjakan tugas, tempat perayaan dan sebagai tempat nongkrong.
sumber: kutipan, artikel Lukitaningsih* & Devi Juliani (http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jupiis)
catatan:
kiozmedan juga menjual kopi bubuk sidikalang dan gayo
kemasan @250 gr dan 500gr
wa 081370959401